Gereja Kristen Sumba atau yang biasa disingkat GKS, lahir dan berdiri sendiri pada tanggal 15 Januari 1947, yang merupakan hasil pekabaran Injil dari Zending Gereformeed Kerken in Nederland (GKN) sejak tahun 1881.
Sejarah Pekabaran Injil di Sumba
Sejarah pekabaran Injil di Sumba dibagi menjadi 4 Periode:
- 1870an-1881: Periode awal masyarakat Sumba bersentuhan dengan kekristenan.
- 1881-1902: Periode Perintis.
- 1902-1947: Periode Peletakan Dasar.
- 1947-sampai sekarang: Periode berdiri sendiri.
Dinamika Pelayanan GKS
Sejak berdiri sendiri, GKS mengalami dinamika pelayanan dalam beberapa periode waktu:
- 1947 – 1972: GKS dalam periode mencari bentuk.
- 1970an: Menyusun rencana lima tahun (RELITA) sebagai Rencana Pendewasaan GKS.
- 1980an: Kesadaran jemaat GKS untuk terlibat aktif dalam pekabaran Injil (PI).
- 1990an: Masa berbenah diri dan mematangkan diri sebagai gereja mandiri, termasuk:
- Penjadwalan Sidang Sinode setiap 4 tahun.
- Kerja sama dengan UKSW dan penyusunan Rencana Induk Pengembangan (1990-1992).
- Penetapan Tager GKS dalam Sidang Sinode di Ombarade tahun 1998.
- 2002: Penyusunan konsep GBKU dan amandemen Tager GKS.
- 2006 – sekarang: Revitalisasi asas Gerejawi berdasarkan sistem "Presbiterial–Sinodal".
Sejarah Kristen di Pulau Sumba
Pulau Sumba, yang dahulu dikenal sebagai tanah dengan peperangan, perampokan, perdagangan budak, dan praktik poligami, kini telah menjadi ladang Injil yang subur.
Tantangan Penyebaran Injil
Pada pertengahan abad ke-19, Pulau Sumba masih terisolasi dan mayoritas penduduknya menganut kepercayaan Marapu. Struktur sosial yang terdiri dari kaum pembesar, kaum merdeka, dan kaum budak menjadi penghalang utama bagi Injil.
Salah satu strategi awal adalah program transmigrasi orang-orang Kristen dari Pulau Sabu ke Sumba, yang diharapkan menjadi komunitas percontohan.
Awal Pekabaran Injil
Pada tahun 1907, pos zending pertama untuk masyarakat asli Sumba resmi dibuka. Pendidikan menjadi sarana utama dalam pemberitaan Injil. Meskipun menghadapi perlawanan, pada tahun 1915, beberapa orang asli Sumba akhirnya dibaptis.
Perkembangan gereja berlanjut hingga tahun 1947, menandai berdirinya Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS).
10 Jemaat Pertama Gereja Kristen Sumba
Sampai tahun 1947, terdapat 10 jemaat mandiri sebelum Sidang Sinode pertama:
- Jemaat Kambaniru (5 Juli 1916)
- Jemaat Melolo (14 September 1919)
- Jemaat Payeti (16 Juli 1930)
- Jemaat Waingapu (5 April 1931)
- Jemaat Patawang (27 Maret 1932)
- Jemaat Rara (7 Desember 1937)
- Jemaat Waikabubak (27 Desember 1937)
- Jemaat Tanggoba (30 November 1937)
- Jemaat Kananggaru (6 April 1938)
- Jemaat Wanukaka (1 Januari 1947)
Transformasi Organisasi GKS
Sidang Sinode XXX tahun 1980 mulai mengubah struktur organisasi, termasuk mengganti Kedeputatan dengan Bamusdep. Pada Sidang Sinode XXXIX tahun 2006, kedeputatan digantikan oleh bidang dan komisi, sementara Bamusdep digantikan oleh BPMS.
Masuknya GKS ke Sumba Barat Daya
Sejarah GKS di Sumba Barat Daya berawal dari kunjungan Ds. de Bruijn dan Ds. Krijger pada tahun 1913, yang menetapkan pos zending di Tanggo’o dekat Karuni. Sekolah-sekolah dibuka di banyak tempat, termasuk oleh A. Patty dan Guru Luvinus Matatula.